Selasa, 30 Mei 2017

YOGYAKARTA, akhir Januari 1981

Yogyakarta, Pajeksan Gedong Tengen. Akhir Januari Tahun 1981. Menjelang maghrib ketika tidur sore. Pengalaman NyataKu bangun dalam tidur yang 'mengerikan'. Sekonyong-konyong aku tersentak bangun berada dalam suatu Kapal Laut yang mau pecah dan terbakar. Aku terlibat dalam suatu kepanikan massal yang luar-biasa! Ada manusia-manusia yang menangis, yang menjerit-jerit ketakutan, badanku sendiri seperti terlempar kesana-kemari. Aku menendang-nendang pintu kamar kost-ku, warga sekitar jadi heboh pada berdatangan melihat apa yang terjadi. Waktu itu aku lagi menjalani Pendidikan Dep.PU. Sampai aku di suntik tidur dan dirawat-inapkan di RSJ Puri Nirmala mungkin hampir seminggu. Yang kucatat ingat waktu itu dan menjadi gangguan hebat terhadap emosiku adl ketika bangun dari tidur yang belum sepenuhnya kesadaran phisik ini terjaga aku koq merasa tanganku tak bisa kugerak-gerakkan dan ITU menimbulkan pembrontakan/perlawanan emosional-phisik lagi dariKu.(Rupanya aku baru tahu kemudian kalau aku di-ikat/dipasung di bed). OT-ku & my sis (Thank YUU so much mom & sis!) datang dari Medan menjenguk dan berperan penting untuk melepas pasung yang menyesatkan itu.

Notes : "Tragedi Terbakar dan Tenggelamnya Kapal Tampomas II " REPUBLIKA.CO.ID 16/9/2016, Oleh: Alwi Shahab
Geladak makin terbenam
Harapan belum pudar
Masih ada yang ditunggu
Mukjizat dari-Nya

Syair di atas adalah cuplikan lagu Langkah Berikutnya dari album kelima Ebiet G Ade. Lagu sebagai ungkapan duka cita atas peristiwa karamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II pada 27 Januari 1981. Kapal milik Pelni ini tenggelam di sekitar Kepulauan Masalembo di Laut Jawa (termasuk wilayah Jawa Timur), dalam pelayaran dari Tanjung Priok ke Makassar.

Jumlah penumpang kapal naas itu, yang terdaftar berjumlah 1.054 orang, ditambah 82 awak kapal. Namun, seperti juga terjadi pada KM Senopati Nusantara yang kini masih dalam pencaharian, di Tamponas II terdapat ratusan penumpang gelap hingga keseluruhannya mencapai 1.442 orang.
Tim penyelamat memperkirakan 432 orang tewas (143 mayat ditemukan dan 288 orang hilang bersama kapal). Sementara, 753 orang diselamatkan. Sumber lain menyebutkan korban sebenarnya mencapai 666 orang.

Proses karamnya KMP Tampomas II berlangsung selama tiga hari. Dimulai dengan terbakarnya kamar mesin akibat puntung rokok. Tenggelamnya KMP ini merupakan kecelakaan laut terbesar kala itu.
Nakhoda Tampomas II yang tewas bersama ratusan penumpang yang ikut terjun ke laut, sempat berteriak, "Sabotase! Sabotase!" Begitu derasnya gelombang laut, banyak mayat yang ditemukan di perairan Sulawesi, jauh dari tempat tenggelamnya kapal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar